Menurut Kapolsek, Syahrul Andrean Rozaly diamankan pihaknya dalam kondisi mengalami luka memar akibat sempat dipukul massa.
“Pelaku segera dibawa ke klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan hanya luka luar dan kondisinya stabil,” kata AKP Budi dalam keterangan persnya.
Kapolsek menjelaskan, hasil pemeriksaan awal, SAR diketahui berstatus mahasiswa dan berdomisili di Desa Negeri Kepayungan, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah.
Meski demikian, SAR membantah melakukan pencurian di wilayah Natar. SAR mengaku aksinya dilakukan di kawasan Kemiling, Bandar Lampung, tepatnya di sebuah kos-kosan.
“Setelah kita dalami, ternyata perkara ini termasuk dalam penanganan Polresta Bandar Lampung. Sekitar pukul 12.30 WIB, tim Polresta datang menjemput terduga pelaku untuk melanjutkan proses hukum di sana,” jelasnya.
Menanggapi insiden ini, Kapolsek Natar mengingatkan masyarakat agar tidak bertindak main hakim sendiri.
“Kami imbau warga untuk tetap menahan diri dan segera melapor kepada aparat jika menemukan tindak pidana. Jangan melakukan tindakan kekerasan atau main hakim sendiri karena dapat merugikan banyak pihak,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Syahrul Andrean Rozaly babak belur setelah diamuk massa pada Senin (25/8/2025) setelah ditangkap warga di Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, lantaran diduga terlibat kasus pencurian kendaraan bermotor.
Dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, terlihat massa bertubi-tubi melakukan pemukulan hingga menyeret tubuh Syahrul ke pinggir jalan.
Kondisinya tampak lemah setelah menjadi sasaran amukan warga, hingga akhirnya sejumlah warga berusaha menahan agar warga lainnya tidak memukulinya. (Red)