Krisis Air Bersih, Warga Pekon Menyancang Minta Pemda Turun Tangan

DAERAH116 Dilihat

MediaKabarNusantara.com – Krisis air bersih menjadi persoalan kronis yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Pekon Menyancang, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Hingga hari ini, ratusan warga di dua pemangku, yakni Tanjung Agung 1 dan Tanjung Agung 2 masih mengandalkan air sumur yang keruh dan berbau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sebanyak 75 kepala keluarga (KK) hidup dengan keterbatasan akses terhadap air layak. Air yang digunakan sehari-hari memiliki warna cokelat kekuningan dan berbau karat. Meski jelas tidak memenuhi standar kesehatan, warga tetap menggunakannya untuk mandi, mencuci, memasak, bahkan dikonsumsi sebagai air minum.

“Airnya tuh keruh, warnanya kuning dan bau. Agar bisa di gunakan air ini, kami saring pakai pasir dan kain, lalu di inapkan. tapi kadang tetap tidak bersih. Mau tak mau, tetap kami pakai,” keluh Yusmaida, warga Tanjung Agung 1 kepada Awak media pada senin (23/6/2025).

Pada tahun 2019, pemerintah sempat membangun fasilitas PAMSIMAS di wilayah tersebut. Namun proyek yang digadang-gadang akan menjadi solusi air bersih itu tidak pernah berfungsi dan kini terbengkalai.

Pemerintah Pekon Menyancang kemudian berinisiatif membangun satu unit sumur bor pada tahun 2023 di Pemangku Tanjung Agung 2. Namun keterbatasan dana desa membuat kapasitas sumur bor tersebut hanya mampu melayani sekitar 30 KK. artinya, lebih dari separuh warga terdampak belum mendapatkan akses air bersih yang memadai.

“Kami sudah beberapa kali mengajukan proposal ke pemerintah kabupaten, minta bantuan untuk tambahan sumur bor atau jaringan air bersih. Tapi sampai sekarang belum ada realisasi,” kata Heri Suminto, Kepala Seksi Pelayanan Pekon Menyancang.

Bagi warga yang belum terjangkau fasilitas sumur bor, kebutuhan air bersih menjadi tantangan berat. Sebagian dari mereka terpaksa membeli air galon untuk kebutuhan memasak dan minum, meskipun cukup memberatkan.

“Saya kadang beli galon buat masak dan minum. Tapi kalau uang pas-pasan, ya tetap pakai air sumur, meski keruh,” ujar Lela Rohma, warga Tanjung Agung 2.

Sementara itu, warga dengan kondisi ekonomi terbatas tidak memiliki alternatif lain selain terus menggunakan air sumur keruh yang dapat membahayakan kesehatan mereka dalam jangka panjang.

Harapan pada Pemerintah Daerah

Hingga saat ini, warga Pekon Menyancang masih menunggu kepedulian dan respon nyata dari pemerintah daerah. Mereka berharap agar sumur bor tambahan dan jaringan distribusi air bersih dapat segera dibangun, demi menjamin hak dasar masyarakat terhadap air bersih yang aman dan layak.

Kondisi ini menjadi ironi di tengah semangat pembangunan dan pemerataan infrastruktur. Pemerintah daerah diharapkan tidak lagi menunda aksi dan segera turun tangan untuk menyelesaikan krisis air yang telah terjadi secara turun-temurun di Pekon Menyancang.(Red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *